Content creator hadir sebagai pekerjaan sebagai konsekuensi dari perkembangan media sosial belakangan ini. Meskipun relatif baru tapi banyak juga yang mengidam-idamkan pekerjaan sebagai content creator. Fleksibilitas atas waktu dan tidak perlu kantor membuat pekerjaan sebagai content creator dilirik utamanya oleh Gen-Z yang tumbuh dan berkembang dengan tidak terpisahkan dari perangkat seluler.
Berdasarkan data We Are Social dan Hootsuite, pengguna aktif media sosial di Indonesia mencapai 170 juta. Angka itu sekitar 63% dari jumlah populasi penduduk.
Itulah sebabnya banyak brand yang kemudian melirik media sosial sebagai media promosi dan membangun keterhubungan dengan konsumennya. Dibandingkan media terdahulu yang mengandalkan televisi dan media cetak sebagai sarana promosi, saluran informasi yang disebarkan melalui media sosial lebih bisa terukur dan tepat sasaran.
Kondisi ini yang kemudian mendorong perusahaan-perusahaan untuk membagikan dana marketingnya melalui saluran media sosial. Mereka menggandeng content creator untuk mempromosikan brand dan produk mereka baik itu dengan cara endorsement atau PR package.
Pengertian Content Creator
Sebelum lebih jauh, mari kita definisikan terlebih dahulu tentang content creator yakni orang yang membangun konten, baik itu konten edukatif dan menghibur, sesuai dengan keinginan audiens. Jenis konten yang dibuat bisa bermacam-macam dari foto, tulisan, video, podcast, seni digital, dan sebagainya. Kemudian konten yang dibuat itu dibagikan melalui media sosial yang relevan baik itu Facebook, Instagram, Twitter, website/blog, Instagram, TikTok, YouTube, dan lain sebagainya.
Content creator bisa menjadi pekerjaan tetap atau pekerjaan sampingan. Tergantung kamu suka bekerja dengan rutinitas atau lebih menyukai kerja tanpa rutinitas. Bila bekerja rutin, maka kamu bisa memilih agensi komunikasi atau perusahaan sebagai content creator. Tetapi, bila lebih suka tanpa rutinitas maka kamu bisa membangun saluran sendiri untuk mendistribusikan konten.
Sepertinya mudah dan menyenangkan kan ya?
Namun membuat konten memerlukan proses yang panjang dan sama sekali tidak gampang. Kamu akan selalu dituntut untuk mencari ide, melakukan penelitian, menyiapkan naskah, membuat copy, dan proses syuting, editing, dan mempromosikan konten.
Tak hanya itu, bila kamu pemula sebagai content creator maka kamu akan menghadapi kebosanan karena harus memproduksi konten secara rutin. Apalagi kontenmu tidak mendapatkan respons seperti yang diinginkan. Inilah yang salah satu sebab mengapa banyak orang akhirnya gugur dan tidak meneruskan keinginan menjadi content creator.
Eh, kamu masih minat meneruskan mewujudkan impian menjadi content creator kan? Kalau iya, maka kamu perlu melengkapi skill yang dibutuhkan untuk mendukung pekerjaan sebagai content creator.
Skill yang Perlu Dikuasai Content Creator
Keahlian yang perlu kamu kuasi agar memudahkan kerja sebagai content creator adalah sebagai berikut:
1. Penelitian
Penelitian dibutuhkan untuk menemukan keinginan dari pemirsa dari penikmat konten-kontenmu. Sebenarnya, informasi seperti apa yang diinginkan oleh mereka? Termasuk di antaranya isu yang sedang menjadi tren? Dasar-dasar dari penelitian sederhana itu yang kemudian menjadi bahan untukmu mengambil sudut pandang yang tepat. Di samping yang tak kalah penting yakni bagaimana kamu mengkonsep penceritaan agar bisa lebih sampai dan bisa diterima oleh publik.
2. Manajemen Waktu
Peran manajemen waktu sangat penting bagi seorang content creator sebab kamu perlu menunaikan komitmen kepada publik atau setidaknya pada dirimu sendiri terkait rutinitas untuk memproduksi konten. Tayang harian atau mingguan, atau menghadirkan beberapa konten sehari. Rutinitas ini yang membuat pemirsa menjadi terbiasa dan menanti hadirnya konten yang Anda produksi. Bila kamu jarang menghadirkan konten maka kamu tidak akan diingat dan mengambil perhatian dari publik.
Peran manajemen waktu lebih krusial lagi apabila kamu memiliki pekerjaan tetap dan menjadikan produksi content creator sebagai pekerjaan sampingan. Jangan sampai pekerjaan memproduksi konten justru mengganggu kewajiban utama di pekerjaan tetap.
3. SEO (Search Engine Optimization)
Pengetahuan tentang SEO menjadi penting bagi seorang content creator supaya kontenmu mudah ditemukan oleh audiens. Penerapan SEO berdasarkan platform distribusi akan membantu kontenmu menemukan pemirsa yang lebih luas. Di sini SEO tidak hanya artikel, tetapi juga SEO YouTube atau SEO podcast dan lain sebagainya.
4. Copywriting dan Content Writing
Copywriting dan penulisan konten adalah keahlian yang mesti diasah terus-menerus dengan berlatih. Dalam pembuatan konten apapun bentuknya, kamu akan senantiasa memerlukan naskah, skrip, atau caption.
Secara teknik ada banyak sekali cara untuk membuat kontenmu menjadi menarik dan berkualitas. Kamu bisa mencari informasi itu dengan mudah di mesin pencari. Yang tak kalah penting untuk terus menguji coba hingga kamu bisa menemukan cara yang paling efektif untuk menyampaikan pesan dan menemukan ciri khasmu sendiri.
5. Fotografi/Videografi
Kebutuhan akan foto dan video akan menjadi pelengkap apabila konten yang kamu produksi berupa artikel. Bila kamu membuat tulisan berupa review makanan di restoran atau rumah makan supaya orang lebih bisa membayangkan apa yang kamu tulis, maka peran foto akan penting. Paling tidak keahlian fotografi dasar seperti angel dan komposisi perlu kamu ketahui.
Tetapi, bila kontenmu itu berupa karya foto atau video, kemampuan memainkan kamera perlu lebih dipahami secara mendalam.
6. Editing
Proses editing dilakukan agar kontenmu lebih mulus bisa dinikmati oleh pemirsa. Bila kontenmu berupa artikel maka proses editing untuk menghindari kesalahan ketik. Namun, bila kontenmu berupa video maka proses editing meliputi menyusun penggalan-penggalan gambar agar bisa menjadi cerita yang bisa dinikmati. Demikian juga menyelaraskan suara agar suasana yang terbangun bisa serasi.
Tips Menjadi Content Creator
Untuk menjadi seorang content creator kamu tidak akan bisa hanya bertaruh pada keberuntungan, tetapi ada strategi yang bisa membantumu untuk bertahan dan berhasil. Berikut tipsnya:
1. Tentukan Niche
Niche adalah bagian spesifik dari pasar yang lebih besar, yang memiliki preferensi, kebutuhan, dan identitas sendiri. Niche bisa juga diartikan sebagai tema atau topik khusus yang akan dibahas dalam blog atau konten media sosial. Akan lebih mudah bila niche yang dipilih dekat dengan keseharian atau hal yang Anda sukai supaya dalam pembuatan konten akan jauh lebih mudah dan dekat.
Selain itu, yang bisa menjadi pertimbangan lain untuk menentukan niche adalah apakah niche di bidang tersebut telah banyak pembuat content creator atau tidak. Bila telah penuh kamu perlu menyajikan dengan cara berbeda agar kontenmu bisa unik.
Misalkan kamu tertarik di suka gym, kamu bisa menjadi content creator di bidang tersebut. Konten yang bisa dibikin adalah tutorialnya atau cara memainkan alat-alatnya satu per satu agar tidak cidera, bagaimana mengatur pola makan, pemanasan, dan lain sebagainya.
2. Persiapan Bekerja
Sebelum memulai membuat konten sebaiknya memastikan bahwa dirimu berada di posisi akan membuat konten, bukan untuk yang lain. Jauhkan hal-hal yang bisa membuatmu tidak fokus. Sebaik-baiknya membuat konten adalah bagian dari sarana pengembangan diri (bakat /passion) dan latihan untuk mengeluarkan ide atau gagasan yang kreatif. Supaya hal itu muncul, maka kamu perlu meyakinkan diri bahwa apa yang harus dikerjakan hari ini adalah tantangan yang perlu dilalui bukan menjadi beban.
Ketika kamu menjadikan sebagai beban atau muncul pikiran bahwa tanggung jawab sebagai beban, maka Insyaallah pengembangan diri dan ide atau gagasan yang orisinil tidak akan hadir. Jadi sebaiknya sebelum membuat konten periksa dulu sikap mentalmu dalam menghadapi pekerjaan hari ini. Kalau masih menganggap beban, jangan harap keterampilanmu bisa berkembang atau muncul gagasan brilian bisa datang.
Tapi sebelum itu, sebaiknya bikin kopi atau teh, nyalakan rokok atau, hal lain yang membuatmu nyaman.
2. Up to date
Up to date dengan situasi kekinian memang penting tapi perlu diberi batasan waktu, kalau saya biasanya 10 atau 15. Paling lama 30 menit. Hanya untuk tahu orang-orang sedang membicarakan apa saja. Yang kamu ketahui ini nantinya dibawa ke dalam pengerjaan konten. Bisa direspon dalam konten atau tidak?
Dalam mencari informasi ini biasanya mempertimbangkan juga (1) adakah materi yang bisa dijadikan konten? (2) Contoh postingan yang ramai dan bisa ditiru dan modifikasi.
3. Memahami Target Pemirsa
Pemahaman target audiens diperlukan untuk bahan membuat konten. Semakin kamu mengenal dengan baik, akan lebih mudah untukmu membuat konten. Apa yang membuat mereka tertawa, apa yang membuat mereka marah, dan apa yang perlu kamu lakukan agar dia bertindak seperti yang kamu inginkan.
4. Beda Platfoam, Beda Perlakuan
Ketika posting, pastikan dulu dimana kamu akan posting dan sesuaikan format tampilan serta captionnya supaya bisa terunggah dalam format terbaiknya. Sayang dong kalau asal.
Misalkan di Facebook ini ya yang ditampilkan justru konten Instagram, padahal di Facebook format membacanya bukan slide. Tapi satu gambar dan di bawahnya cerita. Lalu di bawahnya, setelah itu terbaca di bawahnya baru bisa ditambahkan informasi produk dan cara belinya.
Selain itu, suasana berdasarkan waktu posting sangat penting. Kalau pagi, suasana bersemangat atau justru bikin orang kesel dengan membuat orang tidak bersemangat bekerja. Kalau malam bisa relaksasi atau hal yang sesuai. Kalau di jam makan siang cocoknya konten seperti apa.
5. Sukses Itu Soal Waktu
Setiap content creator tentu berharap ingin kontennya diketahui banyak orang, viral, dan mendapatkan iklan. Tetapi, untuk mencapai tujuan itu perlu waktu yang bisa jadi panjang atau pendek. Senantiasa evaluasi kekurangan dari kontenmu, apa tanggapan yang timbul darinya. Dengan begitu, yang perlu kamu persiapkan adalah mental untuk terus belajar, berkembang, dan terlebih lagi niatan untuk berbagi informasi kepada sesama. Soal itu nanti mendatangkan banyak penonton ya disyukuri, terlebih bila mendatangkan pendapatan.